SuaraNetizen.com - Isu suku, agama dan ras yang kerap dijadikan sebagai komoditas politik dalam Pilkada DKI 2017 disesalkan.
Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa mengingatkan, warga DKI jangan terjebak dalam permainan politik tersebut.
"Kami menyayangkan para begundal politik memanfaatkan situasi Pilkada DKI ini. Dengan menjadikan agama sebagai komoditas politik. Kasihan, saya melihat makin banyak orang berpikir terkotak-kotak," tegas dia dalam keterangan yang dikirimkan ke redaksi, Senin malam (10/10).
Willy menjelaskan, masa-masa saat ini sangatlah rawan dengan perpecahan. Sehingga, di lapangan sering terjadi percikan konflik antar masa pendukung. Pertarungan ideologi yang pun disuguhkan di tataran elite parpol.
"Indonesia menganut pluralisme dan sah-sah saja siapapun pemimpinnya dari agama apapun dengan catatan sesuai agama yang diberlakukan di Indonesia. Jangan jadikan Pilkada DKI ini kita menjadi bercerai berai," tutur aktivis 98 ini.
Willy optimis, Kepolisian RI dibawah Kepemimpinan Kapolri Tito Karnavian mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan tidak mengganggu kamtibmas ditengah-tengah pesta demokrasi.
"Kami yakin sikap netralitas Polri dipastikan tetap terjaga ditengah-tengah kegaduhan politik di DKI saat ini," terangnya.
Willy mengapresiasi, sikap calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang legowo meminta maaf ke publik terkait polemik surat Al Maidah ayat 51.
"Ya bagus lah Ahok belajar Al Quran lewat Surat Al Maidah 51. Ya jangan disudutkan kalau salah, harusnya dibenarkan itu. Ya barangkali Ahok nanti jadi Muallaf," tandasnya. (Rmol)
Demikianlah Artikel Ketua Jaringan Reformasi: Ahok Jangan Disudutkan, Barangkali Nanti Dia Jadi Muallaf
Anda sekarang membaca artikel Ketua Jaringan Reformasi: Ahok Jangan Disudutkan, Barangkali Nanti Dia Jadi Muallaf dengan alamat link https://indonesiabeeritaa.blogspot.com/2016/10/ketua-jaringan-reformasi-ahok-jangan.html
Posting Komentar Blogger Facebook