Teror kepada Buni Yani – Beberapa waktu lalu, relawan Ahok dari Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja) melaporkan pemilik akun Facebook Buni Yani ke polisi karena diduga menyunting video Ahok soal Al Maidah 51.
Setelah ramai pemberitaan pelaporan dirinya ke polisi karena mengunggah potongan video sang Gubernur, Buni Yani pun mengaku tempatnya bekerja mendapat ancaman.
Staf di kantor Buni menceritakan kepadanya bahwa sebelumnya tiba-tiba ada orang menelepon mencari dirinya. Orang itu menghardik, berkata kasar, dan mengancam akan menyerbu dan membawa orang ke kampus LSPR-Jakarta.
“Yang menerima staf S2 namanya mbak Utin, katanya ada yang menelepon dan mencari saya dengan kata-kata kasar. Mereka mengancam mau kirim orang buat menyerbu kampus,” kata Buni dikutip dari Tempo, Sabtu (8/10).
Buni menyayangkan adanya ancaman seperti itu. Ia meminta pada orang-orang yang bermasalah dengannya, agar jangan mengaitkan dengan hal lain.
“Saya shocked. Seketika saya tahu teror sudah mulai dijalankan untuk mempreteli satu per satu apa yang saya punya. Berhentilah teror kampus saya, urusannya sama saya saja,” tutur dia.
Buni Yani mengungkapkan, LSPR-Jakarta adalah lembaga yang sangat ia cintai. Ia sudah mengajar di sana sejak sekitar 2004, atau sekitar dua tahun setelah pulang belajar dari Ohio di Amerika.
“Karena kecintaan saya kepada kampus ini yang telah memberikan saya penghidupan dan tempat berkarya, maka saya merasa wajib melindunginya dari orang-orang yang ingin menyangkutkannya dengan aktivitas saya di luar kampus," terangnya.
Maka, sejak Sabtu kemarin, Buni pun meminta kepada atasan LSPR-Jakarta untuk mengundurkan diri untuk sementara dari kampus sampai kasus video yang menerpanya selesai.
"Dengan ini saya mengirim pesan kepada para peneror bahwa kampus saya tidak ada sangkut pautnya dengan aktivitas saya di luar kampus dan tak layak jadi sasaran keberingasan. Kalau mau meneror, terorlah saya, bukan yang lain. Bukan tempat saya bekerja, bukan keluarga, bukan kawan. Mereka tak ada sangkutpautnya dengan saya," tegas Buni Yani.
Adapun terkait postingan video Ahok di akun Facebook miliknya itu, ia mengajak pihak-pihak yang keberatan untuk berdiskusi. Kemudian, kepada para peneror, Buni Yani ingin mengatakan, bahwa ia tidak akan tunduk pada teror dan gertak.
"Anda salah sasaran dan akan gagal karena saya lebih besar daripada teror yang Anda jalankan. Kenapa saya begitu yakin? Karena publik mendukung saya untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Dua hal yang saya perjuangkan adalah: kebebasan mengemukakan pendapat tidak boleh tunduk di bawah teror dan represi, dan siapa saja yang menista agama harus dibawa ke pengadilan. Siapa pun harus tunduk pada dua nilai ini kalau demokrasi mau berjalan," jelas Buni dikutip dari rmol.
"Hanya kepada Allah saja saya menyerahkan diri. Bukan menghamba pada teror, bukan mengerdilkan diri di bawah gertak," pungkas Buni Yani.
Demikianlah Artikel Kampus Pengunggah Video Ahok diteror: Berhentilah Teror Kampus Saya, Sama Saya Saja
Anda sekarang membaca artikel Kampus Pengunggah Video Ahok diteror: Berhentilah Teror Kampus Saya, Sama Saya Saja dengan alamat link https://indonesiabeeritaa.blogspot.com/2016/10/kampus-pengunggah-video-ahok-diteror.html
Posting Komentar Blogger Facebook